Selasa, 29 Januari 2013 @Mesjid Al-furqan UPI pukul 16.00 WIB.
Sharing tentang buku yang berjudul "the chiness art of excellence" yang dikupas oleh saudara Gilang Fachreza
Sedikit berbagi tentang sebuah buku yang sudah lama saya baca, buku ini tersusun rapih di rak buku. Judul buku ini adalah the chiness art of excellenc. Sebuah buku lama, namun memberikan sebuah inspirasi bagi diri saya pribadi. Buku ini disajikan dalam bentuk gambar komik yang cukup lucu dan menarik, memberikan ilustrasi sederhana tetang poin –poin yang akan disampaikan. “kita pasti akan sepakat mengakui bahwa TERBAIK merefleksikan KESEMPURNAAN dengan lebih akurat. KESEMPURNAAN menuntut semua upaya yang MAMPU kita lakukan dalam mencapai HASIL TERBAIK yang dapat diraih” Dalam mencapai kesempurnaan, secara sederhana buku ini meringkas dalam sebuah kata P-R-I-M-E WAY, penasaran? Mari kita bahas.
Pembahasan dalam buku ini diawali dengan satu konsep, yaitu PAY THE PRICE FOR EXCELLENCE. Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah kesempurnaan, ketika kita menginginkan kesempurnaan itu, maka bayarlah. Kualitas yang diharapkan adalah kualitas yang terbaik, seperti pepatah “no pain no gain”, maka kualitas ini tidak akan diperoleh tanpa adanya sebuah pengorbanan. Dan kesempurnaan ini tidaklah murah, jadi yang paling pertama mau kah anda membayar harga tersebut? Jika seorang pemuda yang ingin menjadi seorang dokter, dia mengetahui bahwa besar sekali biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadi seorang dokter. Bagi seorang yang memiliki cita-cita dan menjadi dokter adalah sebuah kesempurnaan, maka harga tersebut tidak akan menjadi masalah. Jika anda seorang manager perusahaan, menginginkan karyawan yang bekerja semakin baik demi tercapainya kualitas yang sempurna, anda akan bersedia mengeluarkan biaya untuk training karyawan tersebut. Memang sulit jika kita selalu menghitung segala sesuatu secara materil, karna harga yang dimaksudkan disini bukanlah sebatas angka nominal, melainkan waktu, tenaga dan pikiran pun harus kita bayar. Dalam mencapai kesempurnaan ini kita harus bersabar, barangkali tidak secepat yang kita harapkan untuk tercapainya satu kesempurnaan. Tenaga dan pikiran yang harus dicurahkan pun tidak akan sedikit. Jadi untuk sebuah kesempurnaan ini anda harus bersedia untuk membayar harganya, dengan harta tenaga dan pikiran anda.
Konsep kedua adalah REMEMBER THE REWARD. Sebuah harapan ketika selesai melakukan aktifitas adalah kunci kedua. Pencapaian atas sebuah prestasi adalah hal yang sangat luar biasa, ketika kepuasan diri dalam mengerjakan pekerjaan dapat terpenuhi dan menjadi sebuah motivasi besar dalam bekerjanya. Dalam bekerja kita haruslah memiliki sebuah keinginan untuk apa kita bekerja. banyak orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan untuk kehidupannya. ada orang yang bekerja untuk memenuhi keinginannya saja. Ada juga orang yang bekerja untuk tercapainya idialisme yang diyakini. Begitulah, setiap pekerjaan selalu ada return yang diharapkan. Jika anda bekerja namun tidak memiliki sebuah return maka patut dipertanyakan, apakah anda manusia atau zombie. Maka tetapkanlah saat ini, untuk apa ada bekerja, apa yang ingin anda peroleh dari pekerjaan anda.
Poin ketiga adalah INFUSE YOURSELF WITH PASSION. Bangkitkan gairah dalam diri anda. Perlunya gairah dalam melakukan aktifitas akan memberikan sentuhan tersendiri terhadap kesempurnaan. Kita dapat melihat ketika jendral perang bersemangat dalam mengalahkan pasukan musuh tentu tentara pun akan mimiliki semangat yang sama. Ketertarikan yang kuat dalam suaru pekerjaan akan menjamin daya tahan seseorang hingga hasil yang sempurna diraih. Jika ketertarikan dan antusiasme berkurang sedikit demi sedikit, seringkali pekerjaan akan segera diabaikan. Motivasi pribadi adalah hal yang paling penting, dalam keadaan keadaan sekaratpun manusia yang memiliki keinginan bertahan hidup pasti akan bisa bertahan dibanding dengan orang yang sudah tidak punya harapan hidup. Motivasi ini lah yang akan menetukan satu dengan yang lainnya berbeda. Passion yang akan mementukan kualitas dari pekerjaan. “cintailah apa yang kamu kerjakan, bukan kerjakan apa yang kamu cintai” (anonym)
Point keempat adalah MIND YOUR ENERGY RESERVES. Cadangkan energy anda, penulis menceritakan adanya seorang raja yang memiliki kuda yang sangat kuat. Kuda tersebut memberikan atraksi dengan kecepatan larinya, setelah beberapa waktu yang cukup lama ajudan pun memberikan masukan kepada raja bahwa kuda itu tak akan sanggup untuk berlari terus, namun raja tidak mendengarkan malah terus meminta melakukan beberapa putaran lagi, yang akhirnya sampailah kuda tersebut jatuh tersungkur pingsan karna kelelahan. Sebuah nilai yang yang disampaikan adalah manusia memiliki keterbatasan kekuatan, kesempurnaan seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan. Penting diketahui keterbatasan kekuatan seseorang sehingga dapat mencapai hasil yang konsisten. Perlu kita sadari bahwa diri kita berbeda dengan sebuah robot yang dapat bekerja dengan terus menerus secara konsisten. Diri kita memiliki rasa kelelahan yang akan berdampak pada kualitas pencapaian yang kita kejar. Kesempurnaan tidak akan diperoleh ketika diri kita mendzalimi diri, yang ada malah pencapaian akan semakin turun, kualitas akan semakin buruk karna adanya batasan kekuatan itu. “berhenti sejenak untuk kembali berlari bukanlah suatu kehinaan” (anonym)
Point terakhir untuk sesi pertama ini adalah ENGENDER AN ENVIRONMNENT OF EXCELLANCE. Ciptakan lingkungan yang sempurna. Terceritakan ada tujuhorang siswa berbakat yang direkomendasikan kepada sang raja. Namun raja tidak mempercayai begitu saja, raja menyela, tidak mungkin ada secara bersamaan tujuh orang yang berbakat. Sebenarnya tidak demikian, seekor singa yang buas akan menghasilkan jejak yang sama, seekor burung yang sama akan mengepakan sayap bersama, apabila kita mencari garam di gunung maka akan sulit mendapatkannya, namun jika kita ke laut tentu akan sangat berlimpah. Begitupun manusia, manusia baik akan bersama dengan orang yang baik pula. Mereka akan memiliki ketertarikan untuk mengerjakan pekerjaan yang sama dengan kaliber yang sama. Untuk menciptakan lingkungan yang sempurna penting untuk membuat mereka berkumpul bersama sebagai permulaan penyebaran hal ini. Berbeda dengan magnet yang dimana kutub positif akan menarik kutub negatif, manusia akan menarik orang yang memiliki sifat sejenis. Manusia yang baik akan berkumpul dengan orang yang baik pula, dan manusia yang buruk akan berkumpul dengan orang yang buruk pula. Kesempurnaan akan diperoleh ketika kita dapat berkumpul dengan orang yang memiliki karekteristik yang baik. “jika kamu ingin melihat kepribadian seseorang lihatlah dari temannya” (Hadist) Penjabaran konsep ini cukup sederhana untuk dicerna, ilustrasi yang disampaikan dalam tulisan ini diharapkan akan memudahkan dalam penerimaan pemahaman. “Berlarilah di belakan kesempurnaan, niscaya kesuksesan akan dibelakangmu” (pungsu wang du, three idiot)